Minggu, 04 April 2010

Ciri-ciri Professionalisme dan Kode Etik dalam bidang IT

Kita semua hidup di sebuah planet yang bernama bumi. Dalam menjalani kehidupannya, manusia harus bekerja agar dapat memenuhi seluruh kebutuhannya. Begitu banyak pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang manusia. Misalnya seperti buruh pabrik, insinyur, pegawai, direktur, tukang cukur, dan sebagainya. Diantara banyak pekerjaan tersebut, ada sebuah satu bidang profesi yaitu Information Teknologi (IT).
Seperti profesi lainnya, profesi di bidang IT juga memiliki etika dan kode etik dalam menjalani profesinya. Etika dank ode etik ini berfungsi agar dapat mengatur jalannya profesi tanpa ada halangan dari pihak pesaing. Tentunya dalam setiap profesi, pasti ada pihak pesaing yang akan menyaingi pekerjaan yang kita geluti, termasuk juga di IT. Kode Etik untuk IT di Indonesia belum ada. Tapi ada beberapa kode etik yang tercipta diantaranya kode etik yang dibuat oleh IEEE Computer Society dan ACM yang ditujukan untuk Software Engineer sebagai salah satu bidang yang perannya makin meningkat di IT.
Kode Etik ini menekankan agar software engineer (IT profesional) memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga agar profesinya adalah profesi yang bermanfaat bagi masyarakat dan merupakan profesi yang terhormat. Komitmen ini tercermin pada saat seorang software engineer melakukan kegiatannya dalam membangun software, mulai dari melakukan analisa, membuat spesifikasi, membuat design, melakukan coding, testing maupun pemeliharaan software.
Kalau kita melihat Kode Etik seperti yang disebutkan di atas, ada lima aktor yang perlu diperhatikan:
1. Publik
2. Client
3. Perusahaan
4. Rekan Kerja
5. Diri Sendiri

Dalam melakukan kegiatannya, seorang software engineer dituntut untuk konsisten dengan kepentingan publik. Bahkan dalam rangka memenuhi kewajiban kepada client dan perusahaan pun kita dituntut untuk juga memikirkan kepentingan publik.
Terhadap client dan perusahaan tempatnya bekerja, software engineer dituntut agar dalam menimbang dan melakukan kegiatannya selalu berorientasi yang terbaik bagi client dan perusahaan. Yang terbaik bagi client adalah apabila kita menghasilkan suatu software yang berkualitas dengan delivery waktu yang sesuai. Bagi perusahaan, yang terbaik adalah apabila pengembangan software tersebut dilakukan dengan se-efisien mungkin sehingga biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin. Dalam hal ini, kepentingan kedua aktor tersebut dapat dipenuhi sekaligus dengan melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien.

Kode Etik juga mengatur hubungan kita dengan rekan kerja. Bahwa kita harus selalu fair dengan rekan kerja kita. Tidak bolehlah kita sengaja menjerumuskan rekan kerja kita dengan memberi data atau informasi yang keliru. Persaingan yang tidak sehat ini akan merusak profesi secara umum apabila dibiarkan berkembang.
Beberapa perlakuan yang tidak fair terhadap kolega, antara lain:
1. Menganggap kita lebih baik dari rekan kita karena tools yang digunakan. Misalnya, kita yang menggunakan bahasa JAVA lebih baik daripada orang lain yang pakai Visual BASIC.
2. Kita merasa lebih senior dari orang lain, oleh karena itu kita boleh menganggap yang dikerjakan orang lain lebih jelek dari kita, bahkan tanpa melihat hasil kerjanya terlebih dahulu.
3. Seorang profesional IT di client merasa lebih tinggi derajatnya daripada profesional IT si vendor sehingga apapun yang disampaikan olehnya lebih benar daripada pendapat profesional IT vendor.

Begitulah sedikit bahasan tentang kode etik dalam dunia IT. Kita, terutama yang bekerja dalam bidang IT (karena pada bahasan kali ini saya membahas profesi IT), harus menerapkan kode etik tersebut agar dapat bekerja tanpa hambatan yang berarti.
Oia, tidak lupa juga ada satu etika lagi yang harus dilakukan yaitu mencantumkan sumber. Karena saya mengambil materi dari blog orang maka sangat tidak beretika sekali jika saya tidak mencantumkan sumbernya. Hehehehehehe….

Nih sumbernya : http://blog.simetri.co.id/?p=4