Jumat, 28 November 2008

Komputer Multitouch Seukuran Tembok



Komputer Multitouch Seukuran Tembok




Microsoft tampaknya memang senang bermain-main dengan perangkat multitouch. Pada Mei 2007, produsen raksasa software tersebut membuat gebrakan dengan Surface. Itu adalah komputer ber-interface multitouch yang bentuknya serupa dengan meja kopi. Nyaris setahun kemudian, Microsoft mengembangkan teknologi pada Surface dengan membuat Touchwall.

Sesuai dengan namanya, Touchwall merupakan layar komputer multitouch seukuran tembok. Tepatnya, ukuran Touchwall adalah 4 x 6 kaki (setara 1,2 x 8 meter). Kurang lebih seperti Microsoft Surface dengan ukuran yang lebih besar dan berposisi vertikal.

Perangkat Touchwall terdiri atas sebuah PC, layar raksasa berbahan plexiglass, rear projector, kamera inframerah, dan tiga buah laser inframerah. Di dalam PC, terdapat OS Vista dan sebuah sistem operasi khusus bernama Plex.

Ketiga laser inframerah akan melakukan scanning pada permukaan Touchwall. Ketika sesuatu mematahkan jalur yang diproyeksikan oleh laser, kamera langsung mendeteksi gerakan tersebut. Selanjutnya, informasi itu diteruskan ke software Plex dan diproses oleh komputer.

Apa saja yang bisa dilakukan oleh pengguna Touchwall? Dalam video demonstrasi, Director of Envisioning Microsoft Ian Sands bisa melakukan scrolling terhadap beberapa media yang letaknya berhamburan pada desktop dengan tangan. Dia juga mampu melakukan infinite zoom in dan zoom out. Bahkan, dia mampu mengubah keseluruhan layar Touchwall menjadi semacam whiteboard untuk menggambar.

Meskipun disebut versi besar Surface, Touchwall punya beberapa perbedaan. Surface adalah perangkat multitouch yang menggunakan kamera bersensor. Itu berfungsi untuk mendeteksi benda-benda yang diletakkan di atas meja.

Sedangkan Touchwall punya sistem mekanis yang lebih simpel. Cukup dengan PC, laser, dan kamera inframerah. Ongkos produksi Touchwall juga kabarnya lebih murah. Untuk memproduksi Surface, kira-kira butuh biaya sekitar USD 10 ribu (setara Rp 92 juta). Sedangkan biaya pembuatan Touchwall, Sands menyebutkan "hanya" ratusan dolar.

Touchwall pertama dipamerkan untuk umum dalam ajang Microsoft CEO Summit pada 14 Mei lalu. Konferensi tersebut dihadiri lebih dari 115 CEO berbagai perusahaan asal 26 negara.

Mind Numbing New Interface



Mind-Numbing New Interface Technologies


At first it didn't look like much: Dr. Richard Marks, who helped create Sony's awesome Eye-Toy peripheral, walked us through some PowerPoint slides talking about different game interfaces. Then things got crazy.

Game interfaces often get the shaft. Developers invest tons in graphics or sound or physics, but nobody ever invests tons of time into the control scheme. Often people don't even really think about it. Game controllers are ubiquitous. You push a button, and stuff happens. But the interface is literally a player's connection to the game: it's where the action happens.

And after a couple decades of stagnation (game pads are basically the same as they were for the NES, save for more buttons) we're finally on the verge of some crazy new technologies for how people interact with games. The Eye-Toy is leading the way, proving that there's an opportunity for new concepts to hit mainstream.


This was all just lip-service until Dr. Marks started firing up demos and showing what new technology was on the horizon. Here's what's coming up, including some cool stuff that I never imagined was so close to reality:

Head Tracking: Head-tracking works with the current Eye-Toy, and it's been successfully applied to Eye-Toy: AntiGrav, where you'd move your head and arms to steer a snowboarder. But there are other applications, as well. One demo was of a 3D instant replay: Dr. Marks brought up a freeze-frame of a soccer match. Then, as he moved his head back and forth, the scene rotated accordingly, showing the action from multiple angles like in The Matrix and swinging the camera around with his head in real-time.

This technology could be very cool when applied to first-person shooters. Imagine that you creep up to the corner of an alley. Then, when you want to peek around the corner, instead of strafing your character over you could just move your head and literally 'peek.' Dr. Marks showed a demo of a street scene where he moved his head to look down a street and then moved it back to duck around cover as the bullets flew.

Unfortunately, head-tracking technology uses up about 20% of the CPU with the current generation of game platforms. No first-person game developer would want to do that. But in he next generation of hardware, the processors are many times more powerful and the drain on system resources is much more trivial. Expect to see some cool things!

Brain Control



Monyet Mengontrol Lengan Robot Dengan Pikiran

Tanggal :29/05/2008
Sumber : www.egrosir.com

Bukan hal yang tidak mungkin lagi, bahwa suatu saat dengan pikiran manusia bisa melakukan hal-hal yang menakjubkan.


2 Monyet dengan sensor yang kecil di otaknya telah belajar untuk mengkontrol lengan mekanik hanya dengan pikirannya, untuk meraih dan mengambil makanan dan bahkan menyetel ukuran dan memotong jika perlu, laporan para ahli science.

Dilaporkan melalui release online journal Nature, demonstrasi paling menonjol sekarang ini oleh teknologi interface otak-mesin. Para ahli berharap bahwa teknologi pada akhirnya mengijinkan manusia dengan luka pada tulang belakang dan kondisi lain yang sama mendapatkan kontrol lebih pada hidup mereka.

Pada studi sebelumnya,research menunjukkan bahwa orang yang telah lumpuh bertahun-tahun dapat belajar untuk mengontrol kursor pada layar komputer dengan gelombang otak dan primata dapat menggunakan pikirannya untuk menggerakkan lengan mekanik, lengan robot atau robot pada treadmill.

Percobaan yang baru maju selangkah. Otak monyet terlihat dapat beradaptasi menggunakan mekanik sebagai anggota badannya, mengubah pergerakan sehingga berinteraksi dengan objek nyata pada real time. Monyet tersebut memiliki lengan yang dikekang saat mereka belajar untuk menggunakan lengan yang ditambahkan.

Para ahli yang tidak turut serta dalam studi berkata, penemuan bisa dipercepat untuk dicobakan pada manusia, khususnya kepada para veteran perang.

"Studi ini mengumpulkan poin2 pada studi sebelumnya dan memberikan demonstrasi yang nyata tentang apa yang mungkin bisa terjadi" kata Dr. William Heetderks, direktur program science diluar sekolah National Institute of Biomedical Imaging dan Bioengineering. Dr. John P. Donoghue, direktur Institue of Brain Science (Brown University) berkata bahwa Laporan ini "penting karena adalah studi yang paling komprehensif yang menunjukkan bagaimana binatang berinteraksi dengan objek yang kompleks, hanya menggunakan aktivitas otak.

Para penemu dari Universitas Pittsburgh dan Carnegie Mellon menggunakan monyet dengan alasan kemiripan anatomi dengan manusia dan karena mereka belajar dengan cepat.